Jika ketetapan hatiku adalah konstanta nol sampai himpunan tak hingga,
maka eksistensimu adalah bilangan prima di dalamnya.
aksen dimana kosong tak lagi jumawa,
karena tak mampu membagimu dengan yang lain.
pikiranku adalah kumpulan logika yang tenggelam oleh kuadrat rasa,
dimana otak kanan dan kiri lupa irama sinkronisasi.
lalu hukum positif berbanding terbalik,
dan dekonstruksi tersenyum di antaranya...
sebab nol tidak sama dengan kosong, ada eksistensi di dalamnya...09.48
Rabu, Agustus 06, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar