Pada malam-malam belakangan,
tubuhku sering menari-nari sendiri.
trance..!!!
dalam kepulan asap kemenyan,
dan telanjang.
lewat nadi yang tersayat silet,
kualirkan darah perlahan.
meninggalkan luka menganga seruas jari,
dan perih.
ritual ini memang harus ada darah tercecer,
untuk menebus karma dan mengikat sumpah.
semuanya bau anyir.
keringatku kemudian jadi sungai,
beranak pinak.
lewat gerak tubuh yang semakin liar,
ia nanar lalu bernanah.
di luar, gelap tambah gelap,
asap tambah pekat.
tapi ruh tak juga kembali.
begini kutasbihkan cinta pada anak-anak hawa,
ritus tubuh, purnama kesekian...
( te-ri-ma-ka-sih )
Rabu, April 15, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar