Di pinggir-pinggir sore,
aku lagukan mantram di kaki horison.
supaya mahkluk-mahkluk langit bersuka,
dan dikirimkan untukku sepotong gerimis.
di pinggir-pinggir sore,
kulihat perempuan berayun angin.
padanya senja dicumbui,
padanya lalu dia jatuh hati.
di pinggir-pinggir sore,
aku kejar perempuan itu membabi buta.
sebelum gerimis ini menguap,
dan senja berujung malam...
untuk dewi, perempuan senja dengan secangkir kopi.
Jumat, Agustus 28, 2009
Rabu, Agustus 26, 2009
Embun
Akulah embun.
kesejukan alam yang menciptakan pagi.
menggugah tidurmu,
lewat sela-sela kaca
akulah embun.
akulah butir air yang sah membasuh tubuhmu,
sebelum kerendahan hatimu bersujud pada Sang Maha Kasih.
akulah embun,
akulah keajaiban, yang berubah dari semilir angin malam.
aku ingin tetap menjadi embun.
tergantung di ujung-ujung daun,
yang jatuh pada bumi,
menjelang pagi.
akulah embun,
rupa kesetiaan dan kerinduan yang berlalu...
kesejukan alam yang menciptakan pagi.
menggugah tidurmu,
lewat sela-sela kaca
akulah embun.
akulah butir air yang sah membasuh tubuhmu,
sebelum kerendahan hatimu bersujud pada Sang Maha Kasih.
akulah embun,
akulah keajaiban, yang berubah dari semilir angin malam.
aku ingin tetap menjadi embun.
tergantung di ujung-ujung daun,
yang jatuh pada bumi,
menjelang pagi.
akulah embun,
rupa kesetiaan dan kerinduan yang berlalu...
Langganan:
Postingan (Atom)