Senin, Maret 02, 2009

Yogyakarta

Hentakan sepatu kuda,
dan deru mesin motor di sisinya.

peluh lelaki mengayuh becak,
dan senyum wanita separuh baya.

gagahnya wibawa keraton,
dan keramahan para abdi dalem.

kesederhanaan budaya,
dan kokohnya batu candimu.

kecantikan putri-putri ningrat,
dan pesona puncak merapi.

derit karat laju sepeda tua,
dan aroma tembakau linting.

lezatnya nasi kucing,
dan manisnya rendaman sayur nangka.

alur canting pada jarik batik,
dan lekuk tubuh gadis-gadis jawa.

pesona cinta pertama,
dan degup ciuman melepas malam.

untuk rindu pada nikmatnya jatuh hati,
dan kenangan tak terungkap setelahnya.

Yogyakarta,
separuh hatiku kutitipkan padamu...

Yogyakarta. hot water bath tub, room 323. dan lumpia yang akhirnya tak sempat terjamah.

2 komentar:

Citra Octaviana mengatakan...

yogya memang penuh sejuta pesona..
jadi kangen pengen ke yogya lagi ^^
tapi apakah keramahan di yogya itu akan tetap ada sampai sekarang??
ato akan tergantikan dengan hingar bingar materialistis kota metropolitan??

Hujan rintik-rintik mengatakan...

yogya sekarang mungkin sudah jauh berubah dengan yogya pertama kali aku kesana. tapi entah kenapa, setiap kali kesana, aku terbius...;)