Jumat, Juli 25, 2008

Juwita-ku

Selamat pagi, Juwitaku
embun dan kicau burung menyapamu.
jiwa-jiwa yang tergugah selepasnya,
iringi mentari lewat sela-sela sinarnya.

serupa lebah yang rindu kecupan putik bunga,
kupeluk engkau...


*janji, aku akan makan buah setiap hari...

Senin, Juli 21, 2008

Nekat

Haruskah kemudian aku bertekuk lutut di depan pintu rumahmu..?
dengan seikat kembang dan sebuah gitar tua,
nyanyikan lagu cengeng dan puisi picisan tanpa ritme.
teriakkan rayuan hingga seisi kampung tahu isi hatiku.

sampai tetanggamu berhamburan ke sisi jalan,
dan ayahmu berkacak pinggang di depan pintu dengan golok terhunus.
lalu ibumu berteriak histeris "ada orang gila di depan rumah..!"
sementara saudara-saudaramu terpingkal geli memegang perut.

aku kuat menanggung malu.
hingga tak lama berselang siraman air dari pembantumu,
dan satpam RT menyeretku serupa teroris.
sementara masih kuteriakkan namamu hingga ke ujung jalan.

demikian esoknya namaku tersiar di radio lokal,
dan foto diri terpampang di harian berita kriminal.

tapi aku nekat melawan arus,
jika semua cara ber-etika tak juga mampu menarik simpatimu...


untuk panas dalam yang menyerangku tiba-tiba

Rabu, Juli 16, 2008

Sebait rindu

Aku titipkan sepenggal kata.
pada anak penyu yang kulepas kemarin sore,
ke lautan luas.
nama-mu,
rindu...

semoga dia berenang hingga ke bak mandi-mu...

Kamis, Juli 10, 2008

Beranda hatiku

Ada satu sudut di hatiku,
tersamar dalam labirin-labirin kecil.
aku menyebutnya beranda.

berandaku adalah ruang tanpa sekat.
lepas dan lapang,
hingga angin leluasa mengantar namamu datang dan pergi,
dan kenangan berhembus sesukanya.

lantai kayu dan tikar menjadi alas peraduan,
tempat dimana kita muntahkan cerita dan tawa.
dengan lirikan nakal dan segelas kopi susu hangat,
sepanjang malam

lampu minyak memancar sendu ditengah ruang.
cahaya-nya menyibak kecantikanmu,
wajah dewi malam yang bisa kulihat dengan mata telanjang.
hingga bulan pun mengadu pada bintang.

malam ini kembali kunanti hadirmu,
dengan segelas kopi susu hangat.

riuhkan berandaku, semalam lagi...


untuk kamu, dimana cerita dan mimpi tak pernah selesai...

Rabu, Juli 09, 2008

Hingga nanti

Hingga nanti, aku berujar rindu kesekian kali.
meski sulit kulalui malam,
kupaksakan untuk terus menjaga mimpi.
seperti dendangkan lagu tanpa syair,
sastra tentangmu tak akan pernah selesai.
kelak akan kumenangkan hatimu.

perkenankan aku,
lelaki yang jatuh hati padamu di kejauhan...