Jumat, September 26, 2008

Merekam kata

Tahukah kamu mengapa aku jatuh hati padamu, dan bukan dengan yang lain..?
karena kamu menulis. *

kerena ceritamu tak akan terbang terbawa angin,
sebab setengah jiwamu kau simpan bersama karang.

bahasa lisan hanya akan singgah sekelebat,
seperti rayuan yang tertahan di ujung lidah.
tak ada yang ingat rona-rona merah di pipimu,
meski putus urat lehermu berteriak.

menulislah, candu..
seberapa pun tingginya asapmu membumbung dan menghilang,
akan ada ampas-ampas yang tertinggal untuk dikenang.

hingga kelak jaman akan selalu ingat, kamu ada.


lalu dengannya aku terpesona.
karena kamu menulis,
dengan ujung pena yang menggelitik hatiku...

* untuk awalan sempurna dari Pramudya Ananta Toer.

Selasa, September 23, 2008

Sisa semalam

Jauh di ujung malam,
antara bintang dan keringat dingin,
bibir-ku di bibir-mu.

sungguh, rasanya sampai ke ubun-ubun.
mungkin kita tak pernah tahu,
tapi aku bercumbu semalam.

sementara bunga kamboja mengintip di kejauhan...


Rabu, September 17, 2008

Laut

Laut, pernahkah engkau jatuh hati...?
seperti apa rasanya untukmu...?
apakah jantungmu berdegup kencang...?
apakah gerakanmu menjadi salah tingkah...?
atau bisa kubaca dari gulungan ombakmu...?
yang tak sadar kau hempaskan tsunami ke bibir pantai.

laut, apa artinya jatuh hati untukmu..?
bagaimana kau ucapkan rayuan...?
dimana kau sembunyikan bunga dan puisi itu...?
adakah bulan membaca gelagatmu...?
lupakan gravitasi karena kamu melayang terlena.

Laut, heningmu adalah misteri untukku.
tak pernah kutahu rasa yang kau simpan seorang diri,
kali ini, ceritakan padaku sekali saja.
seolah aku ingin tenggelam di dasarmu.....

untuk Canting, the 9pm woman.


Kamis, September 11, 2008

Tentang pilihan

" Diantara deret angka pada rangkaian fusi atau lompatan kuantum,
mengerti hatimu adalah pilihan yang jauh lebih rumit..."

lepas kendali, september dua ribu delapan.

Kamis, September 04, 2008

Bahasa hati

Suatu senja di kursi taman.

Malaikat kecil datang padaku sore itu. Sayapnya mengepak pelan lalu dia berbisik lembut padaku,
"tahukah kamu, kenapa jatuh hati bisa sangat membingungkan...?"

"hal-hal yang awalnya kamu kira sederhana tiba-tiba berubah menjadi begitu rumit..?"

aku membalas dengan sedikit ragu,
"semuanya jadi diluar kendali. entahlah..,andai aku tahu jawabannya."

lalu seketika malaikat kecil itu tertawa terbahak-bahak.

"hahahahaha...., tidak akan pernah ada jawabannya, manusia..."

seperti badai, tiba-tiba aku merasa diperdaya,
"lalu, untuk apa pertanyaan itu...??

sambil menatapku ramah, dia berujar,
"untuk mengingatkanmu, bahwa memang seperti itu sensasi yang dihadirkan semesta. jatuh hati memang tidak pernah mudah..."

"apa yang bisa kamu perbuat saat hati dan otakmu tak lagi sejalan, selain perbuatan-perbuatan konyol yang kamu sebut romantisme..?"

dia berputar sejenak, lalu kembali menatapku :
"saat kau tatap matanya dan dia balik menatapmu, kamu akan sadar jika semuanya berubah menjadi sangat sangat rumit. mengungkapkan rasa tidak lagi menjadi bahasa sehari-hari yang kamu tahu. tapi seperti itulah semesta men-skenariokannya. agar kamu tahu. jatuh hati mematikan panca indera-mu. sungguh."

aku mendesah perlahan, malaikat kecil itu kembali berucap :

"ahh..jangan terlalu serius manusia, nikmati saja. meski kadang semua diluar logikamu. nikmati saja dentuman gejolak yang hadir saat kalian saling bertatap. atau desir darah yang mengucur deras saat kalian bersentuhan. atau dendang merdu saat tawanya mengguncang gendang telingamu. teriakkan saja sekalian....."


"hingga nanti pada saatnya, meski tak ada jawaban untukmu. kamu akan mengerti dengan sendirinya...", dia mengakhiri dengan senyum.

perlahan dia terbang di sekelilingku. tinggi. semakin tinggi. mengabur. lalu hilang.

aku masih terdiam di kursi taman itu. menikmati senja merah seorang diri.
ku raih telephone selularku dan menulis sebuah pesan pendek disana:
aku benci saat tahu aku rindu kamu.

kulihat sekali lagi tulisan itu. sejenak aku ragu. hingga kuputuskan kusimpan saja pesan itu. mungkin lebih baik kalau kusampaikan saja secara langsung. nanti.

sementara di ujung barat, langit semakin merah.


Sebab kita tidak bisa memilih, dengan siapa kita ingin jatuh cinta...*

Senin, September 01, 2008

Doa malam(ku)

Tuhan,
komposer kesunyian malam nan agung.
berikan aku irama,
untuk menyelaraskan otak, hati dan bibirku.

agar dapat kuungkapkan cinta,
saat kutatap matanya...

amien.

yogyakarta, agustus dua ribu delapan.