Selasa, Desember 22, 2009

Untuk Ibu

untuk nyawa yang dipertaruhkan tanpa keraguan,
ibu adalah kehidupanku.

untuk keringat yang mengalir tanpa pamrih,
ibu adalah pengasuhku.

untuk tidur malam yang tertunda tanpa keluh,
ibu adalah malaikatku.

untuk nasihat yang melintas tanpa putus,
ibu adalah kata hatiku.

untuk pelukan yang hangat tanpa waktu,
ibu adalah rumahku.

untuk air mata yang tumpah tanpa sadar,
ibu adalah sasaran kenakalanku.

untuk belaian yang lembut tanpa menggurui,
ibu adalah yang paling mengertiku.

untuk kulit yang keriput tanpa sisa,
ibu adalah kerja kerasku.

untuk rambut yang memutih tanpa diminta,
ibu adalah guruku.

untuk mata yang merabun tiba-tiba,
ibu adalah saksi hidupku

untuk setiap doa yang terucap tanpa henti,
ibu adalah jalanku menuju surga.

dan untuk semua sujud yang kuhaturkan hari ini,
ibu adalah segalanya untukku....

Kamis, Desember 17, 2009

Mati hati

Sebaiknya saya diam saja,
agar tidak dibuang,
tidak diasingkan.

sebaiknya saya tutup mata saja,
tidak peduli,
tidak dicurigai.

sebaiknya saya tanpa telinga saja,
biar sunyi,
sendirian.

dunia saya terlalu bising dan otoriter.
yang berteriak ditembak,
yang melihat dibutakan.
yang jujur difitnah
yang idealis masuk penjara

dunia saya adalah acungan senjata dan kelicikan.
yang kuasa tidak dihukum,
yang punya uang tidak tersentuh,
yang laknat jadi idola,
yang korupsi jadi primadona.

maka sebaiknya saya tidak dilahirkan saja.
biar saya menggerutu,
jauh di rahim ibu....



Rabu, Desember 09, 2009

Hikayat Jaka Tarub

Jika kucuri selendangnya,
barangkali kuambil juga hati-nya.
aku lah jaka tarub,
pemuda desa yang kelak beristri dedari.

siapa sangka aku beruntung sangat berburu siang itu.
mengendap-endap menyusur hutan,
kujumpai dedari-dedari bertelanjang,
membasuh diri sedemikian rupa.

jangan salahkan hamba o dewata,
jika hati ini lalu berhasrat.

aku lah jaka tarub,
yang disudut hutan,
diam-diam membayangkan senggama.

sampai kami berkawin,
sampai dedariku berjanin,
ribuan purnama kusembunyikan selendang itu di antara tumpukan padi.

hingga terkutuklah tangan ini di suatu siang yang membuka periuk nasi tanpa sengaja.
menyingkap sebutir padi yang ditanak berikat mantra,
lalu memupus sakti.
kini dedari-ku memasak layaknya perempuan desa biasa,

sampai beras minipis,
sampai akhirnya selendang itu berjodoh kembali.

dedariku pulang ke khayangan. dengan hati hancur karena dusta menahun-ku.

akulah jaka tarub,
yang akhirnya tanpa kekasih....


*dedari = bidadari


Cerita hari ini

yang saya dengar dari angin,
selalu yang indah-indah tentangmu.
itu saya dapati setiap pagi,
di antara geliat mata, selimut dan piyama.

yang saya dengar dari burung-burung gereja,
selalu yang merdu-merdu tentangmu.
itu saya temui setiap pagi,
di antara koran, roti dan secangkir kopi.

yang saya dengar dari rumput,
selalu hal-hal yang menakjubkan tentangmu.
itu saya lalui sepanjang hari,
di antara langkah, debu dan keringat.

yang saya dengar dari bulan,
selalu yang manis-manis tentangmu.
itu saya resapi menjelang malam,
saat angin, rumput dan burung-burung gereja,
tak lagi berbagi cerita.

yang saya dengar dari hati,
selalu bisik-bisik tentang nama-mu.
tentang tidurmu,
tentang mimpimu.

(karena kamu terlalu jauh untuk sekedar peluk atau kecupan selamat malam.)

dan sayup-sayup, saya mengumpat setelahnya...

Jumat, Desember 04, 2009

Hadiah

Aku pelihara serigala di belakang rumah.
3 ekor.
semua jantan.
berbulu lembut,
dan taring dan cakar setajam pedang.

kurawat mereka dari kecil.

khusus untuk menyambutmu,
perempuan jalang...

Rabu, Desember 02, 2009

Kupu-kupu malam

Ini tentang pelacur-pelacur,
yang saya kenal di gelapnya malam.
perempuan-perempuan dua ratus ribuan.

mereka lalu lalang saat remang menjelang,
genit senyum-senyum bibir bergincu,
mereka pancing hasrat hidung belang dengan membusung dada dan pamer paha.
cerita malam mereka bergelayut antara peluk satu lelaki ke lelaki lainnya.
ini tentang pelacur-pelacur pinggir kota.

apa yang kamu tahu soal maksiat saat anak-anak mereka kelaparan..?
mereka tidak impikan tidur dengan lelaki berbeda setiap malam.
ahhh....toh kamu juga tidak tahu apa-apa selain erangan kecil saat menumpahkan sperma ke tubuh mereka.

pelacur-pelacur itu,
perempuan-perempuan dengan impian sewajarnya.
dan demi Tuhan, mereka hanya ingin melihat sedikit senyum esok hari.

ini tentang pelacur-pelacur,
yang saya jamahi tubuhnya setiap malam,
ketika para bedebah bertutur tentang kesucian.

dan demi tuhan, saya menikmati mereka. sungguh...


Selasa, Oktober 27, 2009

Doa untuk kekasih

Tuhan,

jadikanlah ia, kekasihku,
perempuan mulia kedua di hati-ku,

setelah ibu...

amin.

Kamis, Oktober 15, 2009

Separuh Hati

Separuh hatiku, kutinggalkan dalam perahu kertas
yang kulepas ke laut tadi sore.

dari tepi pantai kuamati,

perahu kertas itu bergoyang pelan.
turun naik menembus ombak,
jauh sampai ke tengah,
hilang di horison.

di antara pasir-pasir,
kugenggam separuh hatiku yang lain.
berfikir ku, bagaimana menggantung-nya di sela-sela bintang.

hingga satu sama lain,
bisa saling tersenyum dikala rindu...

Jumat, Agustus 28, 2009

Sepotong gerimis untuk perempuan yang jatuh hati pada senja.

Di pinggir-pinggir sore,
aku lagukan mantram di kaki horison.
supaya mahkluk-mahkluk langit bersuka,
dan dikirimkan untukku sepotong gerimis.

di pinggir-pinggir sore,
kulihat perempuan berayun angin.
padanya senja dicumbui,
padanya lalu dia jatuh hati.

di pinggir-pinggir sore,
aku kejar perempuan itu membabi buta.
sebelum gerimis ini menguap,
dan senja berujung malam...

untuk dewi, perempuan senja dengan secangkir kopi.

Rabu, Agustus 26, 2009

Embun

Akulah embun.
kesejukan alam yang menciptakan pagi.
menggugah tidurmu,
lewat sela-sela kaca

akulah embun.
akulah butir air yang sah membasuh tubuhmu,
sebelum kerendahan hatimu bersujud pada Sang Maha Kasih.

akulah embun,
akulah keajaiban, yang berubah dari semilir angin malam.

aku ingin tetap menjadi embun.
tergantung di ujung-ujung daun,
yang jatuh pada bumi,
menjelang pagi.

akulah embun,
rupa kesetiaan dan kerinduan yang berlalu...

Rabu, Juli 15, 2009

Jasad-ku

Jangan rendam jasadku dengan air matamu, jika nanti aku mati.
tertawa saja sekeras-kerasnya,
biar keceriaan berdendang di sisi-ku.
aku mau riuh,
aku mau gaduh.

jangan kubur jasadku dengan tanah, jika nanti nafasku henti.
letakkan saja di tanah lapang dan biar ulat dan burung bangkai memakannya.
biar mereka yang mengurai,
dari tanah,
menjadi tanah


jangan juga bakar jasadku dalam tungku, jika nanti ruh-ku pergi
biar aku lihat sekilas ragaku dari awang-awang,
saat malaikat membawaku,
entah ke surga,
entah ke neraka...

Senin, Mei 25, 2009

Parisean

Jeng, di sini sedang hujan hari ini.
jadi rinduku untukmu, kutitipkan lewat rintik-nya,
seperti yang sudah-sudah.

langit kelabu di atas paris,
awan biru terkulum jauh di atasnya.
gerimis pelan dan angin menusuk di sela-sela tubuh.
kota ini indah.
kamu tahu itu. aku kira

"bonjour paris..."
dalam diam kukagumi pesonanya.
ini kota yang kelak membuatku teringat sampai mati.
disela senyum menawan-nya seratusan tahun,
aku benamkan diri dikeanggunanmu.
antara belikat baja gustave eifel, la joconde leonardo,
dan kubah kaca ieoh ming pei

paris, dalam diam kuresapi romansa-nya.
kata berhilir, mata berpaling.
nafas melenguh,
lalu terlempar pada mimpi-mimpi indah untuk kembali lagi nanti.
aku jatuh hati
kamu tahu itu. aku rasa

kurapatkan mantel.
wajah-wajah lalu lalang sepanjang tepian jalan,
langkahku pelan bersama mereka.
samar-samar, kulihat bayanganku serupa-mu...

untuk sekar

Senin, April 27, 2009

Ilalang-ilalang

Ilalang-ilalang terbang,
setiap helai-mu bergoyang.
ada luka tersayat pada kulit halus,
mereka tidak pernah urus.

ilalang-ilalang membentang,
hijau-mu sepanjang mata memandang.
sembunyi dalam lipatan angin seorang diri,
nanti kubawa kekasih ke sini.

ilalang-ilalang, jangan dulu hilang...

ubud. menjelang sore

Rabu, April 15, 2009

Ritus tubuh

Pada malam-malam belakangan,
tubuhku sering menari-nari sendiri.
trance..!!!
dalam kepulan asap kemenyan,

dan telanjang.

lewat nadi yang tersayat silet,
kualirkan darah perlahan.
meninggalkan luka menganga seruas jari,
dan perih.
ritual ini memang harus ada darah tercecer,
untuk menebus karma dan mengikat sumpah.

semuanya bau anyir.


keringatku kemudian jadi sungai,
beranak pinak.
lewat gerak tubuh yang semakin liar,
ia nanar lalu bernanah.

di luar, gelap tambah gelap,
asap tambah pekat.
tapi ruh tak juga kembali.

begini kutasbihkan cinta pada anak-anak hawa,
ritus tubuh, purnama kesekian...

( te-ri-ma-ka-sih )

Kamis, April 09, 2009

Nanti

aku ingin menulis,
satu sajak atau puisi atau apalah,
tentang aku,
tentang kamu,
tanpa dia.

nanti...

Minggu, April 05, 2009

Air mataku tak bisa mengalir lewat mataku

Air mataku tak bisa mengalir lewat mataku,
padahal aku ingin sekali menangis.
terisak di tengah malam,
terkulai di antara bintang.

air mataku tak bisa mengalir lewat mataku,
padahal aku lega sekali setelahnya.
seperti bercinta di bawah bulan,
terhempas di antara ilalang.

aku ingin sekali air mataku.
mungkin ia habis,
mungkin ia mengalir lewat matamu.

air mataku tak bisa mengalir lewat mataku,
padahal aku rindu sekali kamu...

Sabtu, Maret 28, 2009

Main api, main hati

Hati-hati main api,

terbakar hatimu nanti.


berapi-api main hati,

meleleh hatimu nanti.


barmain api dalam hati,

sampai retas nanti serupa arang. sia-sia. lalu mati...

Selasa, Maret 24, 2009

Di rumah Tuhan

Kuketuk gerbang surga tiga kali,

"permisi, apakah Tuhan sedang ada di rumah....??"

samar-samar di kejauhan, kulihat Tuhan tersenyum.
berlari-lari, Dia datang menyambutku...

untuk sang maha seni, aku rindu.

Kamis, Maret 19, 2009

Wajahku di balik awan

Ku ambil sejumput awan,
dibaliknya kan kusembunyikan wajahku,
sebab ia memerah merona.

denganmu, membuatku serasa telanjang...

thanks for the warm hugs, dear..

Rabu, Maret 18, 2009

Santap malam

Kusajikan hatiku dalam nampan,
siapa tahu kamu berminat jadikan makan malam.

tapi jangan simpan terlalu lama,
sebab hatiku mudah membusuk.

habiskan malam ini, jangan sisakan.

atau lemparkan saja ke tempat sampah,
biar anjing-anjing itu melahapnya...

perasaanku. ah..enyah sajalah..!!!

Bukan siapa-siapa

Aku (bukan) lelakimu,
(jangan) buka lebar - lebar hatimu.

kamu (bukan) perempuanku,
(berhenti) bermain-main dengan hatiku.

antara salah mengartikan kebaikanmu, atau memberiku harapan. entah..

Selasa, Maret 17, 2009

Kusimpan hatiku dalam lemari

Malam ini,
kusimpan hati-ku rapat-rapat dalam lemari.

(merah, berdetak dan terbungkus sarung)

biarkan aku tidur dengan dada menganga saja.
agar setiap mimpi-ku tentangmu,
berhenti membuatku berdebar - debar.

cemburu. dan itu mengganggu sekali.

Jumat, Maret 13, 2009

Pencuri

Empat kali kamu datang diam-diam ke mimpiku minggu ini.

sigh..,
dasar pencuri...!!!


Hatiku berlubang-lubang

Hatiku berlubang-lubang,
ulat-ulat rindu memakannya setiap hari.

Kamis, Maret 12, 2009

Purnama

Elok nian bulan malam ini.
cantiknya bersinar di antara kemilau bintang,
memancar hingga ke tepi-tepi langit.
meninggalkan perempuan cemburu di bawah sinarnya.

sungguh, kali ini aku terpikat.
meski mungkin dia bersolek bukan untuk-ku...

ym. konsultasi hati...;p

Jumat, Maret 06, 2009

Tiba-tiba malam

Tiba-tiba malam.
angin berdesir lembut dan datang menghampiriku.
berbisik padaku ia tiga sajak pendek,
tentang bulan yang cemburu.
tentang embun yang bersenandung.
tentang lelaki yang terbuai ilusi.

tiba-tiba malam.
angin berdesir lembut dan beranjak pergi.
pelan-pelan, kubayangkan wajahmu di antara tiga sajak itu...

10.53. facebook.

Rabu, Maret 04, 2009

Hujan yang berisik

Berisik benar hujan sore ini.
suaranya memekakkan telinga.
jatuh berdentum di atas atap dan liar menghantam bumi.

sudah kututup semua pintu dan celah jendela,
bahkan kulinting kapas untuk munyumbat telinga.
tapi suaranya masih mengalir di sela-sela angin memelukku.

biasanya aku nikmati hujan,
aku nikmati bersetubuh dan orgasme bersama-nya.
tapi sore ini dia mengganggu sekali,
tiada romansa, hanya butir pucat
meludahiku bertubi-tubi

hujan yang berisik, adakah kamu cemburu...???

untuk perempuan yang menyebutku tidak pernah jelas

Senin, Maret 02, 2009

Yogyakarta

Hentakan sepatu kuda,
dan deru mesin motor di sisinya.

peluh lelaki mengayuh becak,
dan senyum wanita separuh baya.

gagahnya wibawa keraton,
dan keramahan para abdi dalem.

kesederhanaan budaya,
dan kokohnya batu candimu.

kecantikan putri-putri ningrat,
dan pesona puncak merapi.

derit karat laju sepeda tua,
dan aroma tembakau linting.

lezatnya nasi kucing,
dan manisnya rendaman sayur nangka.

alur canting pada jarik batik,
dan lekuk tubuh gadis-gadis jawa.

pesona cinta pertama,
dan degup ciuman melepas malam.

untuk rindu pada nikmatnya jatuh hati,
dan kenangan tak terungkap setelahnya.

Yogyakarta,
separuh hatiku kutitipkan padamu...

Yogyakarta. hot water bath tub, room 323. dan lumpia yang akhirnya tak sempat terjamah.

Mata Dewi (2)

Sepasang mata,
dalam balutan kelopak sutra.
menatap teduh,
membuyarkan kata.

entahlah itu perangkap,
tapi aku rindu, lalu jatuh hati.
pada seluruh lekuk tubuh manusiawi-mu,
pada guratan-guratan yang dititipkan pada-mu,
dan sepasang mata yang kucari sepanjang malam.

karena itu aku rindu, lalu jatuh hati.

untuk sepasang mata,
yang membuatku harus mengiba,
yang membuatku terus jadi lelaki cengeng...

Yogyakarta, February 2009.

Rabu, Februari 11, 2009

Sebelum senja

Biar hari ini aku terbang saja,
sebab kepak sayapku lebih cepat dari lariku.
aku ingin cepat sampai di rumah.

duduk di teras,
menatap langit,
sebelum senja.

segelas lemon tea,
dan menulis satu surat cinta untukmu...

Jumat, Januari 30, 2009

Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Aku berlutut,
aku gemetar.

aku intip langit,
sambil terbata-bata menyebut nama-Nya

"Tuhan, lama aku aku tidak menyapamu. Maaf....."

aku tertunduk,
lalu menangis...

Jangan pergi perempuan-ku

Jangan pergi perempuanku,
karena nafasku ada di jejak kakimu.
beriring dengan langkahmu,
separuh jiwaku.

jangan pergi perempuanku,
karena terangku ada di matamu
sebab semua yang kamu lihat,
membuat sekelilingku berwarna

jangan pergi perempuanku
karena semua mimpiku adalah wajahmu.

karena semua laguku adalah namamu.

maka jangan tinggalkan aku perempuanku,
sebab darahku terpompa lewat jantungmu...

Jumat, Januari 16, 2009

Romansa hujan

Hujan lalu lalang.
berdenyut pelan menyapa tanah serupa kekasih,
dan aku tersenyum.

dan aku rindu,
jika sempat hujan mengantarkannya untuk-mu
maka aku akan berdiri di teras rumah-mu

sepanjang hari...

untuk hujan yang jatuh di tubuhku sepanjang malam